Pengertian
Koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara
larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat
"didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang
didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).
Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air,
ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening
melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak
dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh). Secara
makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika diamati dengan
mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu
yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.
Jadi, koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan
sistem dua fase. Zat yang didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium
dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi
bersifat kontinu. Pada
campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium
dispersinya adalah air.
Pengertian Nugget
Nugget ayam adalah
salah satu pangan hasil pengolahan daging ayam
yang memiliki cita rasa tertentu, biasanya berwarna kuning keemasan. Saat ini,
nugget ayam menjadi salah satu produk olahan daging ayam yang berkembang pesat
Bahan baku nugget adalah potongan daging ayam,
tepung-tepungan, dan bumbu-bumbuan. Dalam pengolahan di industri, nugget ayam
melalui beberapa tahapan. Pertama-tama, daging ayam digiling hingga halus.
Kemudian, gilingan tersebut dicampur dengan pengemulsi, tepung, bumbu, dan air
sehingga menjadi emulsi. Selanjutnya, emulsi tersebut diberikan pelapis basah
dan pelapis kering. Berikutnya, emulsi yang telah diberikan pelapis ini
digoreng, hingga matang. Setelah matang, nugget ayam dibekukan pada suhu sangat
rendah hingga beku. Produk akhir kemudian dikemas.
Hubungan Koloid Dengan Nugget
Nugget ayam merupakan salah satu contoh
sistem koloid yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Dan koloid yang berlaku
merupakan koloid sol dan emulsi padat.
Pembuatan
Koloid
Pembuatan nugget mencakup lima
tahap, yaitu penggilingan yang
disertai oleh pencampuran bumbu, es
dan bahan tambahan, pengukusan dan
pencetakan, pelapisan perekat
tepung dan pelumuran tepung roti,
penggorengan awal (pre-frying) dan
pembekuan. Tahapan
pembuatan nugget adalah sebagai
berikut :
1. Penggilingan
Penggilingan
daging diusahakan pada suhu di bawah 15ºC, yaitu
dengan
menambahkan es pada saat penggilingan daging.
Pendinginan ini
bertujuan untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin
oleh panas. Pada
proses penggilingan daging terjadi gesekan-gesekan
yang dapat
menimbulkan panas. Air yang ditambahkan ke dalam adonan
nugget pada
waktu penggilingan daging ayam dalam bentuk
serpihan es. Air
es digunakan untuk mempertahankan temperatur selama
pendinginan. Air
es selain berfungsi sebagai fase pendispersi dalam
emulsi daging,
juga berfungsi untuk melarutkan protein sarkoplasma dan
sebagai pelarut
garam yang akan melarutkan protein myofibril.
2. Pengukusan
Pengukusan
menyebabkan terjadinya pengembangan granula–
granula pati
yang disebut gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan peristiwa
pengembangan
granula pati sehingga granula tersebut tidak dapat
kembali seperti
keadaan semula. Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula pati akan
menyerap air yang memecah kristal amilosa dan memutuskan ikatan–ikatan struktur
heliks dari molekul tersebut. Penambahan air dan pemanasan akan menyebabkan
amilosa berdifusi
keluar granula, sehingga granula tersebut hanya
mengandung
sebagian amilopektin dan akan pecah membentuk suatu
matriks dengan
amilosa yang disebut gel.
3. Batter dan Breading
Menurut Fellow
(2000), perekat tepung (batter) adalah campuran
yang terdiri
dari air, tepung pati, dan bumbu-bumbu yang digunakan
untuk
mencelupkan produk sebelum dimasak. Pelumuran tepung roti
(breading)
merupakan bagian yang paling penting dalam proses
pembuatan produk
pangan beku dan industri pangan yang lain. Coating
adalah tepung
yang digunakan untuk melapisi produk–produk makanan
dan dapat
digunakan untuk melindungi produk dari dehidrasi selama
pemasakan dan
penyimpangan. Breading dapat membuat produk menjadi
renyah, enak dan
lezat. Nugget termasuk salah satu produk yang
pembuatannya
menggunakan batter dan breading. Batter yang digunakan
dalam pembuatan
nugget berupa tepung halus dan berwarna putih, bersih
dan tidak
mengandung benda–benda asing. Tepung roti harus segar,
berbau khas
roti, tidak berbau tengik atau asam, warnanya cemerlang,
serpihan rata,
tidak berjamur dan tidak mengandung benda-benda asing
(BSN, 2002).
4. Penggorengan
Penggorengan
merupakan proses termal yang umum dilakukan
orang dengan
menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan
yang digoreng
mempunyai permukaan luar berwarna coklat keemasan.
Warna yang
muncul disebabkan karena reaksi pencoklatan.
Reaksi Maillard
terjadi antara protein, asam amino, dan
amin dengan gula
aldehida dan keton, yang merupakan penyebab
terjadinya
pencoklatan selama pemanasan atau penyimpanan dalam
waktu yang lama
pada bahan pangan berprotein.
Penggorengan
awal (pre-frying) adalah langkah yang terpenting
dalam proses
aplikasi batter dan breading. Tujuan penggorengan awal
adalah untuk
menempelkan perekat tepung pada produk sehingga dapat
diproses lebih
lanjut dengan pembekuan selanjutnya didistribusikan
kepada konsumen.
Penggorengan awal akan memberikan warna pada
produk,
membentuk kerak pada produk setelah digoreng, memberikan
penampakan
goreng pada produk serta berkontribusi terhadap rasa
produk.
Penggorengan awal dilakukan dengan
menggunakan
minyak mendidih (180-195°C) sampai setengah matang.
Suhu
penggorengan jika terlalu rendah, pelapis produk menjadi kurang
matang. Jika
suhu terlalu tinggi, pelapis produk akan berwarna gelap dan
gosong. Waktu
untuk penggorengan awal adalah sekitar 30 detik.
Penggorengan
awal dilakukan karena penggorengan pada produk akhir
hanya
berlangsung sekitar 4 menit, atau tergantung pada ketebalan dan
ukuran produk.
Selama proses penggorengan terjadi secara simultan perpindahan panas dan
massa.
5. Bahan Pengikat
Bahan pengikat
memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan
dapat
meningkatkan emulsifikasi lemak dibandingkan dengan bahan pengisi.
Bahan pengikat
dalam adonan emulsi dapat berfungsi sebagai bahan
pengemulsi.
Bahan pengikat juga berfungsi mengurangi
penyusutan pada
waktu pengolahan dan meningkatkan daya ikat air. Protein
dalam bentuk
tepung dipercaya dapat memberikan sumbangan terhadap sifat
pengikatan.
Pengikat terdiri menurut asalnya bahan dari bahan pengikat yang
berasal dari
hewan dan tumbuhan. Bahan pengikat hewani antara lain susu
bubuk skim dan
tepung ikan.
6. Bahan Pengisi
Bahan pengisi
merupakan sumber pati yang ditambahkan dalam
produk
restrukturisasi untuk menambah bobot produk dengan mensubstitusi
sebagian daging
sehingga biaya dapat ditekan. Fungsi lain
dari bahan
pengisi adalah membantu meningkatkan volume produk. Menurut
pati terdiri
atas dua fraksi yang dapat terpisah dengan air
panas. Fraksi
terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut
amilopektin.
Fraksi amilosa berperan penting dalam stabilitas gel, karena sifat
hidrasi amilosa
dalam pati yang dapat mengikat molekul air dan kemudian
membentuk massa
yang elastis. Stabilitas ini dapat hilang dengan
penambahan air
yang berlebihan. Bahan pengisi yang umum digunakan pada
pembuatan nugget
adalah tepung.
7. Bumbu-bumbu
Bumbu-bumbu
adalah bahan yang sengaja ditambahkan dan berguna
untuk
meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan
keasaman dan
kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa produk.
Pembuatan
nugget memerlukan bahan pembantu yaitu garam, gula,
bawang putih dan
merica. Garam merupakan komponen bahan
makanan yang
ditambahkan dan digunakan sebagai penegas cita rasa dan
bahan pengawet.
Penggunaan garam tidak boleh terlalu banyak karena akan
menyebabkan
terjadinya penggumpalan (salting out) dan rasa produk menjadi
asin.
Konsentrasi garam yang ditambahkan biasanya berkisar 2 sampai 3%
dari berat
daging yang digunakan.
Pemakaian gula
dan bumbu dapat memperbaiki rasa dan aroma
produk yang
dihasilkan. Pemberian gula dapat mempengaruhi aroma dan
tekstur daging
serta mampu menetralisir garam yang berlebihan.
Bawang putih
(Allium sativum L.) berfungsi sebagai penambah aroma
serta untuk
meningkatkan citarasa produk. Bawang putih merupakan bahan
alami yang
ditambahkan ke dalam bahan makanan guna meningkatkan selera
makan serta
untuk meningkatkan daya awet bahan makanan (bersifatfungistotik dan fungisidal).
Bau yang khas
dari bawang putih berasal dari
minyak volatil
yang mengandung komponen sulfur.
Merica atau lada
(Paperningrum) sering ditambahkan dalam bahan
pangan. Tujuan
penambahan merica adalah sebagai penyedap masakan dan
memperpanjang
daya awet makanan. Merica sangat digemari karena memiliki
dua sifat
penting yaitu rasa pedas dan aroma khas. Rasa pedas merica
disebabkan oleh
adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia yang
merupakan persenyawaan dari piperin dengan alkaloida.
Cara membuat Nugget
8.
Goreng
nugget hingga matang